Nostalgia
Shalimar versi ringan eau de toillette |
Namanya
indah seharum wangi parfumnya, yaitu Shalimar, Rumah Cinta. Parfum
ini memiliki aroma ketimuran kental dan bertahan sejak 90 tahun
silam. Shalimar diciptakan pada
tahun 1921 oleh Jacques Guerlain, pembuat wewangian tersohor asal
Prancis Selatan yang kemudian membangun industri parfumnya di Paris.
Banyak tokoh dunia memakai parfum ini, termasuk Presiden Pertama
kita, Ir. Sukarno.
Sebenarnya
Shalimar diperuntukkan bagi kaum perempuan, tetapi di kala itu belum
ada pemisahan tegas peruntukan minyak wangi, hingga pria pun ikut
memakainya. Guerlain terinspirasi oleh keindahan Taman Shalimar yang
dibangun di Lahore (sekarang berada di wilayah Pakistan) oleh Syah
Jehan untuk permaisurinya, Mumtaz, selain monumen Taj Mahal yang
terkenal itu. Guerlain mendambakan parfum yang beraroma antik
bunga-bungaan dan kayu-kayuan bernuansa ketimuran.
Dikisahkan
pada tahun 1921 itu, ia tengah meneliti bau vanili dan tanpa sengaja
menumpahkannya di dekat ramuan lain yang berisi bibit minyak
bergamot, melati, mawar, dan lain-lainnya. Efeknya mengejutkannya.
Maka ia pun membuat ramuan itu. Pada tahun 1925, Shalimar diluncurkan
lagi dengan botol rancangan Raymond Guerlain dan dibuat di Baccarat.
Tahun
1985
guna memperingati 60 tahun peluncurannya, Shalimar dikemas kembali.
Kini Shalimar dipasarkan dalam bentuk ekstrak, eau
de parfum, eau de toilete, eau de cologne dan
fleur de Shalimar.
Putra
sulung Bung Karno, Guntur Sukarnoputra, punya pengalaman unik. Dalam
bukunya Bung
Karno, ayahku, temanku dan guruku,
ia memakai Shalimar sisa milik ayahnya. Dalam satu pertemuan ia
didekati seorang tante yang langsung menebak: “Ini parfum Shalimar
Bapak ya?”
Nampaknya
si tante memiliki kenangan tersendiri tentang Bung Karno. Hingga kini
Shalimar yang antik itu masih beredar di konter-konter Guerlain
tertentu, di tengah berbagai parfum “modern” yang memasuki
pasaran. Ia memiliki tempat tersendiri, karena nuansa bunga dan
kekayuan Timur yang eksotis.
Komentar
Posting Komentar