Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2009

Sssst - 7

Sssttt – 7 - Aktor Nicholas Cage yang sering jadi jagoan di film itu ternyata mengidap penyakit vertigo atau gampang pusing keliling tanpa sebab jelas. - Nicholas Cage juga pernah punya mobil merk Lamborghini yang dulunya milik Shah Iran. - Siapa sangka nama Nicholas Cage yang asli itu adalah Nicholas Coppola. Dia memakai nama Cage gara-gara gandrung pada tokoh komik Luke Cage.

Artukel-7

Artikel tamu Hollywood Oleh FX Bachtiar Apa yang muncul di benak kita saat membaca judul tulisan di atas? Sebuah kawasan di California, Amerika Serikat, dimana sejak awal Abad Ke-XX menjadi pusat industri film AS yang hasil produksinya telah berhasil menguasai pasar dunia, tidak tersaingi oleh produsen fim negara mana pun. Menikmati hiburan produk Hollywood saya mulai dari berbagai film segala umur (istlah masa itu) di awal tahun 50-an seperti Peter Pan, Snow White and the Seven Dwarfs, meningkat ke yang untuk 13 tahun ke atas seperti 20,000 Leagues to the Bottom of the Sea, around the World in 80 Days, Sinbad, Robin Hood, kemudian setelah cukup umur mulai menonton yang untuk 17 tahun ke atas, entah sudah berapa ratus judul dan jenis cerita, ada drama yang serius, ada komedi yang konyol, ada aksi laga yang menegangkan dan lain-lain. Sebagian latar belakang di samping nuasnsa sejarah seperti jaman Romawi, masa perang saudara Utara-Selatan, Perang Dunia I dan II, perang Pasifik
Mutiara Hati Penulis Adji Subela Bagian Ke-6 Bagi saya tidak ada kata mundur, sama seperti ketika bertempur dulu. Maka jadilah acara lamaran sederhana kami laksanakan di Jalan Yogya No.2. Tidak ada acara adat, tidak ada formalitas. Kelihatannya mereka semua sudah maklum dan menerima saya apa adanya, perantau dari tanah Parahyangan ini. Semuanya berlangsung lancar, dan kemudian diadakan tukar menukar cincin. Pada hari itu juga, kami resmi bertunangan. Alangkah bahagianya! Saya masih ingat Kucik waktu itu memakai baju kurung Melayu terbuat dari kain satijn berwarna hijau serta kain Pelekat. Pakaian inilah yang menjadi kebanggaan kaumnya pada waktu itu. Bahkan setelah kami menikah dan berkunjung ke Jakarta, Kucik masih tetap mengenakan pakaian adat itu ke mana-mana sampai banyak orang yang melihatnya dengan keheran-heranan. Adapun cincin pertunangan itu, hingga sekarang masih tetap saya pakai. Bentuknya sederhana, hanya berupa sigar penjalin atau rotan dibelah dua, tidak seperti model cin

Mari Berkorups!

Cerpen PENGANTAR: Cerita pendek ini pernah dimuat di harian Sinar Harapan, Jakarta, Sabtu, 20 Desember 2003 di Halaman 12, juga dikutip di berbagai situs lainnya. Kini cerita saya turunkan lagi di blog ini gara-gara gegap-gempita masalah korupsi dan bagaimana wajah intitusi-institusi penegak hukumnya saat ini. Selamat mengikuti. Oleh Adji Subela Ketika larangan itu anjuran, saat hukuman cuma senyum kecil di bibir manis dan tatkala dosa dan neraka cuma kata-kata kempis di mimbar khotbah, maka Tengul berteriak-teriak di Bundaran di depan Hotel Indonesia, di bawah lambaian Patung Selamat Datang, melambai orang-orang lewat untuk menggalakkan hidup berkorupsi. Sewaktu seorang sahabatnya menyebutnya gila dan bisa dituntut karena menganjurkan orang lain untuk melanggar hukum, Tengul cuma nyengir menangkis: “Siapa sih manusia yang paling bersih di negeri kita? Hayo?” Belakangan ini gejolak batin Tengul memang tak terkira-kira besarnya. Sering ia merasa eneg hendak muntah mendengar t