Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

50 Tahun Dewa Ruci Keliling Dunia

Pada 18 Oktober 2014 ini genap 50 tahun kapal layar latih KRI Dewaruci menyelesaikan tugas Operasi Sang Saka Jaya, berkeliling dunia atas empat benua dan tujuh samudera, ketika ia memasuki perairan Indonesia di Irian Jaya (Papua) setelah delapan bulan terpisah dari Ibu Pertiwi. KRI Dewa Ruci berlayar dengan layar terkembang penuh. Cantik. Di bawah pimpinan komandan kapal, Letkol Laut (P) Hari Sumantri, KRI Dewa Ruci bersama 101 awaknya yang lain, berkeliling dunia dalam misi persahabatan, mengenalkan Indonesia sekaligus menunjukkan kepada dunia betapa tangguh orang Indonesia, apalagi para pelautnya. Dewa Ruci disambut meriah di semua pelabuhan yang disinggahinya, menjadi rubungan penduduk setempat. Hal ini karena selain eksotisnya kapal layar tiang tinggi ini, juga keramah tamahan para awak kapalnya.  Banyak orang asing yang semula tidak tahu negara Indonesia, kecuali nama Soekarno yang populer dan menginspirasi negara-negara dunia ketiga untuk merdeka. Di Afrika nama Soeka

Kemandang & sastra Jawa yang "suram"

  BUKU Judul                            : Kemandang                                       Antologi cerita pendek berbahasa Jawa Penghimpun                  : Senggono Penerbit                        : Dinas Penerbitan Balai Pustaka, Jakarta, 1958 Jumlah halaman            : 184 Ukuran buku                  : 13,5 cm x 20 cm Ilustrasi                         : Elkana Siswojo             Di tengah gersangnya ladang sastra Jawa, maka ketika membolak-balik halaman-halaman buku antologi cerita pendek dalam bahasa Jawa di “masa keemasaannya” terasa dingin di hati. Cerita pendek yang ditulis oleh para pengarang Jawa terkenal dan diterbitkan dalam rentang waktu antara tahun 1945 hingga 1956 ini sungguh merupakan perjalanan nostalgia yang indah.             Ketika membacanya dengan penuh perhatian, tersembul rasa percaya seolah tak mungkin sastra Jawa tenggelam di abad berikutnya. Memang sejumlah pengarang masih bertahan menulis dengan menggunakan bahasa Jawa, akan

Sisi human interest sejarah NKRI

Buku Judul                             : Ngungak Sejarah – NKRI Limang Jaman Penulis                          : Soebagijo IN Bahasa                          : Bahasa Jawa populer Penerbit                         : Pena Kreasi Editor/Penglaras             : Goenarso TS Jumlah halaman             : 426 Ukuran buku                   : 16 cm x 2 4 cm Harga                           : Rp.175.000,- plus ongkos kirim Kontak                           : Goenarso TS no. HP 0813 1578 7850             Bosan membaca buku sejarah yang kaku, formal-resmi, dan sering terlalu subyektif tergantung siapa yang menuliskannya? Sebaliknya, Anda ingin membaca latar belakang atau peristiwa yang terjadi di belakang adegan heroik momen-momen sejarah? Yang sangat menarik, dan menunjukkan sisi manusiawi di balik peristiwa akbar itu? Terbayangkah oleh kita bagaimana Bung Karno susah-payah menahan kencing dalam penerbangan memakai pesawat tempur Jepang dari Vietnam ke Singapura? Kem

Warteg "spiritual"

            Bentuk warung tegal (warteg) satu ini biasa saja, sederhana, mirip sosok warteg yang ada di Jabodetabek. Tapi jangan kaget, di warung makan satu ini pelanggan bisa bersantai sebentar, setelah menikmati makanan yang rasanya cukup enak, untuk membaca buku atau majalah yang ditaruh di rak di salah satu pojok warung. Jumlah koleksinya lumayan, ada puluhan judul. Ahmad (tengah) melayani pelanggannya dengan akrab             Bukan itu saja. Di warteg ini orang yang sedang galau bisa berkonsultasi dengan pemiliknya, Ahmad A. Rahman, yang di lingkungannya sering dipanggil “Mbah”. Berbeda dengan para penasehat spiritual tertentu yang menarik biaya di luar akal, Ahmad mengaku lebih sering memberi makan atau sekedar ongkos pulang “pasiennya”. Masalahnya yang datang berkonsultasi adalah para warga yang secara ekonomi, sosial, dan spiritual memang memerlukan bantuan benar-benar.             Warung yang diberi nama Warteg “NN Pos Tiga” ini terletak di Jalan Hankam Raya, Jati

Quo Vadis 50 Tahun Roket Kita

Roket Kartika I kebanggaan Indonesia (dulu) sebelum diluncurkan pada 14 Agustus 1964.             Bulan Agustus mendatang   – tepatnya   14 Agustus 2014 – persis 50 tahun kita meluncurkan roket pertama yaitu Kartika I di pantai Cilauteureum, Kawedanaan Pameungpeuk, Kabu. Garut, Jabar.             Namun perkembangan roket Indonesia seolah “jalan di tempat”. Tahun 2009 Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN) dikabarkan bertekad untuk meluncurkan roket dan mengorbitkan satelit sendiri tahun 2014. Banyak pemerhati antariksa dan roket nasional berharap banyak agar ambisi itu terwujud.             Tak dinyana, alih-alih meluncurkan satelit buatan sendiri pakai roket made in dalam negeri, Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin menyatakan, kita akan meluncurkan roket dan mengorbitkan satelit sendiri nanti 25 tahun lagi ! ( Kompas , Sabtu, 10 Mei 2014 halaman 13) . Rupanya sudah menjadi “penyakit” bangsa kita – yang seolah ditularkan oleh pemerintah – selama 10 tahun terakhir, ki