Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Birokrat Jadi “Tukang Karoseri” Eksklusif

Kolaborasi apik sarjana publisistik dan dokter hewan Adijono di workshop -nya. Latar belakang mobil damkar Pelindo III. Latar depan chasis untuk mobil penumpang Sejumlah mobil unit milik Kemenkominfo RI selesai dikerjakan Berbagai kendaraan “aneh-aneh” dengan spesifikasi sulit-sulit ia buat, ia bangun, dan karyanya menyebar di berbagai instansi/institusi tanah air yang memerlukan kendaraan dengan persyaratan khusus. Sebuah pekerjaan rumit yang memerlukan ketelitian tinggi. Satu kerja keras dengan beban tanggung jawab dan kepercayaan yang tidak kecil. Nyatanya ia berhasil menjadi “tukang karoseri” eksklusif kendaraan khusus, meskipun bukan insinyur atau ahli teknik. Mau tahu pekerjaan dan pendidikan aslinya? Mobil unit untuk tugas Satpol PP Kota Bogor Dia sarjana S-1 publisistik dan dan mantan birokrat di Kementerian Kominfo (Komunikasi dan Informatika) RI. Mau tahu siapa staf khususnya? Dokter hewan! Nah, komplet sudah keanahen dunia kita tapi nyata! Namun buktiny

Sederhana, Warung Soto Betawi Ini Bertahan 16 Tahun

Soto Betawi. Khas. Tekun. Tampaknya ini kunci bisnis yang ampuh. Di bidang bisnis makanan-minuman atau kuliner, ketekunan dalam menjajakan dagangannya menjadi kunci membentuk konsumen fanatik. Bila sudah mendapatkan pelanggan fanatik, maka bisnis pun lancar sambil terus membangun konsumen baru untuk masa mendatang. Apapun model rasa masakannya, bila terus dijajakan dalam lingkup konsumen tertentu, maka akan tercipta penikmat yang setia. Paling tidak itu yang dialami Abdul Gani (52 th) alias Bang Gani. Pria kelahiran Pisangan Baru, Jatinegara, Jakarta Timur, ini mampu bertahan 16 tahun berjualan soto Betawi di Depok Timur, Jawa Barat. Jangan dikira ia memiliki gerai mewah dan “heboh” dengan slogan aneh-aneh, tapi justru di pinggir jalan yang bukan jalan utama. Sederhana saja, tapi dari warung itu ia mampu mengantarkan   tiga anaknya berkuliah di universitas ternama. Warung di pinggir Jalan Danau Toba, hanya beberapa meter dari Jalan Raya Bahagia, dan menempel di pagar rumah p

AS Panik Diserbu Monster Purba

Memang seram. Dalam keadaan tak berdaya dan matang, "monster" ini sebagai sisa zaman purba tampangnya tetap mengerikan.   Ini kejadian sebenarnya bukan hoax atau berita bohong. Baik pemerintah federal maupun negara bagian (terutama di pantai Timur) Amerika Serikat mengumumkan luas-luas bahaya ancaman monster predator yang merupakan spesimen peninggalan zaman purba 50 juta tahun silam. Predator yang digambarkan sangat ganas ini berpenampilan menyeramkan, mata besar melotot kehitaman dengan mulut lebar penuh gigi tajam berkilat. Ia akan melalap binatang apa saja sehingga predator seram dan sadis tersebut dianggap berbahaya bagi ekosistem oleh DNR atau Department of Natural Resources (Departemen Sumberdaya Alam) di banyak negara bagian Amerika Serikat. Siapa pun yang mampu menangkap monster predator   ini diharuskan langsung membunuhnya, membuat foto dan melaporkan posisi lokasi serta ukurannya, ke kantor DNR setempat. Begitu gemasnya pemerintah AS sehingga par

Perlu Standardisasi Bahan Obat Tradisional

M. Yusuf, ahli pengobatan tumor-kanker secara tradisional Kebutuhan akan pelayanan kesehatan serta obat-obatan kian meningkat. Setelah ada program BPJS maka kentara banyak sekali masyarakat yang sebetulnya tidak sehat betul. Seiring dengan tuntutan itu kebutuhan akan tenaga medis juga kian menanjak, sehingga dua fakultas kedokteran dari dua universitas negeri menggratiskan kuliah di bagian ini, hingga ke tingkat spesialisnya. Diharapkan para lulusan nantinya dapat dikirim, disebar ke seluruh pelosok negeri guna mengisi kekurangan tenaga medis terlatih di Puskesmas di daerah-daerah terpencil. Pemerintah kini mulai melirik pada pengobatan non-medis Barat dalam upaya memberi pelayanan kesehatan kepada rakyat. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1076/Menkes/SK/VII/2003, pemerintah mengakui upaya pengobatan tradisional sebagai salah satu perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran atau keperawatan. Diakui, masyarakat memanfaatkan cara tradisional guna mengatasi masa

Tirto Adhi Soerjo, Perintis Pers yang Terlupakan

    Sejarah hidupnya “misterius” Kepeloporan Raden Mas Tirto Adhi Soerjo di bidang pers pribumi di Hindia Belanda tidak bisa diragukan lagi. Selain itu ia juga seorang perintis pengusaha pribumi serta keturunan bangsawan Jawa pertama yang mendirikan perusahaan dagang berbentuk NV. Dia pula yang mengawali berbagai organisasi yang kelak berkembang membentuk jati dirinya, serta aktif di Serikat Dagang Islamiyah (SDI). Nasib pria berdarah biru ini memang tidak pernah berkilau penuh limpahan harta, tapi derma, sedekah, serta pertolongan lainnya kepada kaum papa mengharumkan namanya. Dan untuk itu ia tidak pandang bulu. Garis keturunannya sebagai ningrat sejatinya sangat kuat. Ia berada di garis ke-4 dari Keraton Solo, derajat ke-4 pula dari Panembahan Madura terakhir, dan derajat ke-4 dari Bupati Blora R.M.A.A. Tjokronegoro. Darah kebangsawanannya itu semula dianggap “sakti” sebab setajam apapun tulisan penanya, ia sering lolos dari incaran pemerintah kolonial. Tapi ada yang me