Pada era 50-an tak banyak produk minyak wangi yang beredar di pasaran, terutama yang harganya terjangkau oleh mereka. Oleh karena itu, minyak pengharum badan itu banyak diproduksi perusahaan-perusahaan kecil guna memenuhi kebutuhan pasar akan pengharum. Oleh karena formulanya sederhana dan memakai bahan-bahan atau bibit minyak wangi yang terjangkau, maka dapat dikatakan hampir semua minyak wangi yang beredar waktu itu baunya nyaris seragam. Satu merk yang popular pada saat itu, dan ternyata masih eksis hingga sekarang adalah minyak wangi cap Srimpi. Minyak ini dikemas dalam botol kaca kecil berukuran 14,5 ml, dengan cap gambar penari srimpi, berlatar belakang warna kuning. Pada masa itu minyak Srimpi dipakai oleh pria maupun perempuan klas menengah di daerah-daerah. Baunya ringan, segar, minimalis, belum memakai formula yang canggih-canggih seperti halnya minyak wangi jaman sekarang. Ketika jaman terus melaju, maka produk-produk
Blog ini seperti majalah ringan untuk Anda. Selain berisi catatan pribadi juga berisi artikel ringan, human interest, jokes, dll. Dengan kata lain, Anda seperti membaca majalah maya. Kritik dan saran dari Anda saya nantikan. Selamat mengikuti.
ANONIM MENGATAKAN :
BalasHapusEMANG BENAR APA KATA MBAH MARIDJAN "KUKU BIMA EMANG ROSA"(KUAT)
Betul tibakne ya? Sekuat tkad Mbah Maridjan memegang teguh janji tugasnya...kudune para pemimpin kita itu niru kesetiaan Mbah Maridjan pada tugasnya sampai mengiorbankan nyawa.
BalasHapusOhya ini khusus orang dewasa. Teman saya mau coba khasiat Kuku Bima dengan tujuan "buruk". Setelah minum, si teman tidur semalaman dengan nyenyak sekali, tidak sempat berbuat "buruk". Dia diselamatkan Tuhan lewat Kuku Bima! Boleh percaya boleh tidak!
BalasHapus