Boros |
Boros tapi dicariLirih yang mempesona
Awal
musim hujan sekarang ini di daerah hutan jati di Kec. Saradan, Madiun, membawa
berkah berganda-ganda bagi penduduk sekitarnya.
Secara
serentak, di lantai hutan itu bertumbuhan tunas-tunas tanaman sayuran, bumbu
dan jejamuan (empon-empon, Jw)
seperti kunyit, jahe, temu kunci, lempuyang, lengkuas, dan sebagainya,
bersamaan dengan munculnya daun jati muda yang berwarna hijau terang.
Suplemen
bergizi tinggi
Telur kupu-kupu jati
yang ditinggalkan di musim lalu lantas menetas menjadi ulat. Ulat jati ini segera
menyantap daun-daun jati muda lantas lekas membungkus diri menjadi kepompong (enthung). Pada saat demikian itu,
penduduk sekitarnya memanen enthung
jati tersebut untuk dijadikan bahan lauk-pauk dengan cara digoreng atau dimasak
lainnya. Pada tahap berikutnya ketika daun-daun jati sudah tumbuh subur,
giliran belalang jati yang menyerbu menikmati daun segar itu.
Lirih yang masih mentah |
Boros
dan lirih
Ada pun tanaman yang
sudah disebutkan di awal tulisan ini, umumnya tumbuh cepat di awal musim
penghujan dan segera menguasai lantai hutan setelah mereka “hibernasi” selama
musim kemarau.
Temu kunci yang
bertunas diambil penduduk untuk dimasak sebagai sayuran pendamping nasi
misalnya urap, pecal, dan sebagainya. Biasanya kaum perempuanlah yang memanen
temu kunci itu setelah pekerjaan rumahtangga mereka beres. Tunas ini diberi
nama boros, rasanya segar dan
beraroma harum.
Tunas lain yang
dicari-cari di Saradan adalah lirih,
yaitu yang tumbuh dari rimpang lempuyang. Rasanya eksotis, segar dan agak
pedas, biasanya dibuat pepes (bothok,
Jw) dan lain-lainnya.
Bothok lirih |
Empon-empon itu ditanam penduduk
bertahun-tahun sebelumnya ketika pohon jati masih kecil-kecil. Oleh
Perhutani/Inhutani, penduduk diberi kesempatan untuk mengolah tanah di areal
hutan tanaman industri di sekitar tempat tinggalnya (mem-baon) sembari diberi tugas menjaga tanaman jati. Tanaman
rempah-rempah itu dipilih selain tanaman musiman seperti jagung, karena nyaris
tanpa pemeliharaan, dan bertahan sampai bertahun-tahun kemudian. Setiap tahun
di awal musim penghujan warga menikmati sayuran eksotis tersebut, dan di musim
panas memanen umbinya.
Di masa lalu ketika
bahan makanan bergizi masih sulit didapat sehingga mahal, baik sayuran maupun
hewan itu menjadi bahan asupan gizi penduduk.
di Semarang dan sekitarnya, daun kunci /boros juga menjadi campuran pepes pedo. namanya pepes pedo boros. kalau tidak menggunakan daun kunci, maka namanya pepes pedo ngirit. lauk ini menjadi tambah nikmat mendampingi nasi hangat. Nur Badriyah SMA 2 Semarang.
BalasHapus