Pelatih petinju nasional Daud “Cino” Yordan bakal ‘berganti ring’,
dengan maju menjadi calon legislatif di DPRD Kalimantan Barat melalui Partai
Nasional Demokrat. Pelatih tersebut, Damianus Yordan, yang juga abang kandung
Daud Yordan sendiri, belum lama ini menyatakan mundur sebagai pelatih petinju
asal Kalbar tersebut.
Mundurnya pelatih petinju
Daud “Cino” Yordan, setelah anak asuhannya kalah TKO (Technical Knock Out) di ronde ke-12 melawan petinju Afrika Selatan Simpive Vetyeka, di Jakarta, 14 April
lalu, memunculkan banyak
spekulasi. Ada yang menyebutkan antara lain berkaitan dengan adanya “mafia
tinju”. Daud Yordan memegang gelar juara dunia kelas bulu IBO (International Boxing Organization) sejak
Mei 2012 setelah mengalahkan petinju asal Filipina Lorenzo Villanueva dengan KO
di ronde ke-2 di Singapura.
“Saya mundur sebagai pelatih adik saya Daud Yordan
semata-mata karena alasan profesionalisme saja. Saya merasa ikut bertanggung
jawab atas hasil itu,” kata Damianus. “Selain itu sebenarnya saya menginginkan
Daud berlatih pada orang lain, sehingga saya dapat melatih para anak asuhan
junior saya,” sambungnya ketika menjawab pertanyaan JURNAL BELLA di acara Pekan
Budaya Dayak di Istora Senayan, Jakarta, 27 April 2013 lalu.
Ternyata, menurutnya, Daud tetap mengotot ingin dilatih
abangnya sendiri. Selain itu Damianus menyebutkan, dalam laganya belum lama ini
Daud harus menurunkan berat badannya hingga 57 kilogram. Penurunan ini dinilainya
berpengaruh pada penampilan petinju asal Kabupaten Kayong Utara, Kalbar,
tersebut.
“Sekarang ini berat badan Daud sudah 61 kilogram, dan
saya yakin dia akan dapat merebut gelar dunia di Perth, Australia, bulan Juni
mendatang,” tambahnya.
Regenerasi
Damianus menambahkan, sekarang ini cabang olahraga yang
masih mampu menyumbangkan gelar internasional secara berarti adalah tinju.
Selain Daud “Cino” Yordan, di cabang ini ada Chris John yang namanya dikenal
dunia. Dua orang petinju Indonesia ini, disebutnya mampu menarik promotor luar
negeri. Namun ia melihat, regenerasi cabang tinju akan terhambat apabila dari
sekarang tidak dipersiapkan dengan baik. Seperti diketahui, cabang badminton
yang dulu pernah menjadi andalan Indonesia, kini mengalami masalah di mana
pemain-pemain junior belum mampu mempertahankan reputasi nasional seperti dulu.
Oleh karena itu Damianus menyatakan akan berfokus pada
pengkaderan pemain junior. Di sasana yang dipimpinnya, sudah mulai muncul
sejumlah petinju junior yang diharapkannya mampu mengukir prestasi hingga arena
internasional. Ia menyebutkan, sejumlah anak asuhannya berhasil menyabet
sejumlah prestasi di arena lokal maupun nasional di tingkat junior, antara lain
Ronny Polangko, Tarmizi, Kie Chang Kian, dan Muhammad Ramadhan. Adiknya yang
lain, Yohannes Yordan juga mulai mengikuti jejak abangnya. Ia, menurut Damianus
akan bertanding di Palangkaraya, Kalteng, guna merebut gelar juara nasional dalam
waktu dekat. Mereka inilah yang digadang-gadang Damianus dapat meneruskan jejak
Daud Yordan.
Perhatian pemerintah daerah kurang
Melihat prestasi yang sudah diukir cabang tinju dari
Kalimantan Barat, Damianus menilai perhatian pemerintah daerah sendiri masih
kurang memadai. Hingga sekarang belum ada dorongan moril maupun materiil yang sesuai
dengan yang diharapkanya guna menunjang prestasi olahraga khususnya cabang
tinju. Dia mengatakan, keluarganya adalah keluarga petinju, dan sasana yang
ditangani masih memakai peralatan yang disebutnya sangat tradisional. Meskipun
dengan fasilitas yang ada sudah mampu mengukir namanya di arena internasional
serta mengharumkan nama bangsa, pelatih yang pernah mengenyam pendidikan dan
pelatihan tinju di Havana (1997-1998) dan AS (2009-2010) tersebut merasa perlu
fasilitas cabang tinju dan juga cabang-cabang lainnya di provinsi tersebut
ditingkatkan sesuai dengan standar internasional.
Baginya, Kalbar sudah harus
lebih memperhatikan olahraga. Olahraga disebutnya dapat mendidik generasi muda
untuk menjadi sportif, dan memiliki daya juang tinggi. “Berapa banyak anak muda
yang mati karena kecelakaan lalulintas apalagi akibat penyalahgunaan narkoba.
Apa tidak sebaiknya mereka disalurkan ke bidang olahraga?” tanya pria yang
berbadan atletis ini. Kalimantan Barat dipandangnya sudah pantas membina bidang
olahraga lebih maju lagi di samping pembangunan fisik lainnya yang kian
menggeliat.
Terjun ke politik
Damianus Yordan adalah pegawai negeri sipil (PNS) di
Pemprov Kalbar selama 15 tahun. Dengan masa bakti yang lumayan seperti itu,
pria asal Kabupaten Kayong Utara tersebut menyatakan berani melepaskannya untuk
terjun ke dunia politik. Ia menyatakan tekatnya untuk berganti ring dari tinju
ke politik. Baginya politik memiliki semangat perjuangan yang sama dengan
olahraga tinju. Namun ia menekankan, keputusannya itu dia landaskan pada tekat
bahwa perjuangan meningkatkan prestasi olahraga khususnya tinju dapat dilakukan
melalui jalur politik. Ia berharap, lewat jalur legislatif nantinya ia dapat
berjuang demi meningkatkan prestasi yang mampu mengharumkan nama bangsa tersebut.
Abang petinju juara dunia Daud Yordan ini menjadi calon
legislatif untuk DPRD Provinsi Kalbar melalui Partai Nasional Demokrat, dari
daerah pemilihan Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara.
Komentar
Posting Komentar