Langsung ke konten utama

Es Krim Dalam Kelapa Muda






 

            Musim hujan melanda sebagian besar wilayah Indonesia, tapi es krim A Nyi tetap laris dikerubuti pembeli. Rasa es krim buatan A Nyi nampaknya mampu mengalahkan hawa dingin dan guyuran air hujan Kota Pontianak.
            Para pelanggan es krim yang mangkal di rumah di Jalan Karel S. Tubun, seberang perguruan Katholik ini, sudah tersihir oleh keaslian bahan dan bervariasinya rasa. Mereka dapat memesan es krim istimewa, yaitu yang ditaruh di kelapa muda yang dibelah, baik untuk dinikmati di tempat maupun untuk dibawa pulang. Selain menikmati es krimnya pelanggan dapat menikmati sekaligus daging kelapa muda yang dijamin segar setiap harinya. Pasokan kelapa muda tak sulit didapat, karena di sekitar Kota Pontianak banyak dijumpai perkebunan kelapa milik rakyat.
            Semula, A Nyi menjajakan es krimnya di trotoar di depan rumah milik orang lain yang kini ditempatinya. Ia hanya melayani para murid perguruan Katholik yang jumlahnya ratusan. Rupanya rasa asli es krim ini digemari para murid, kemudian menular kepada para orangtuanya. Popularitas dicapai tanpa gembar-gembor iklan, tapi dengan cara rendah hati, melayani pembeli sebaik-baiknya, dengan produk terbaik.
            Buah dari jerih-payah selama bertahun-tahun itu, A Nyi akhirnya dapat membeli rumah di belakangnya sehingga tidak perlu meninggalkan pelanggan setianya, para murid di Perguruan Katholik itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Minyak Srimpi

          Pada era 50-an tak banyak produk minyak wangi yang beredar di pasaran, terutama yang harganya terjangkau oleh mereka. Oleh karena itu, minyak pengharum badan itu banyak diproduksi perusahaan-perusahaan kecil guna memenuhi kebutuhan pasar akan pengharum. Oleh karena formulanya sederhana dan memakai bahan-bahan atau bibit minyak wangi yang terjangkau, maka dapat dikatakan hampir semua minyak wangi yang beredar waktu itu baunya nyaris seragam.           Satu merk yang popular pada saat itu, dan ternyata masih eksis hingga sekarang adalah minyak wangi cap Srimpi. Minyak ini dikemas dalam botol kaca kecil berukuran 14,5 ml, dengan cap gambar penari srimpi, berlatar belakang warna kuning.           Pada masa itu minyak Srimpi dipakai oleh pria maupun perempuan klas menengah di daerah-daerah. Baunya ringan, segar, minimalis, belum memakai formula yang canggih-canggih seperti halnya minyak wangi jaman sekarang.            Ketika jaman terus melaju, maka produk-produk

Nasi Goreng Madura di Pontianak

                Kurang dari dua tahun lalu, Imansyah bersama istrinya Siti Hamidah dan dua anaknya merantau ke Pontianak, Kalbar, dari kampung halamannya di Bangkalan, Madura. Di kota muara Sungai Kapuas ini mereka tinggal di rumah seorang kerabatnya yang mengusahakan rumah makan nasi goreng (Nas-Gor) di Sui Jawi. Pasangan ini belajar memasak nasi goreng khas Madura. Akhirnya setelah memahami segala seluk-beluk memasak nasi goreng, ditambah pengalamannya berdagang di kampungnya dulu, Imansyah dan istrinya membuka rumah makan nasi gorengnya sendiri, diberi nama Rumah Makan Siti Pariha di Jalan S. A. Rahman.   Di sini mereka mempekerjakan dua orang gadis kerabatnya guna melayani langganannya. RM Siti Pariha menarik pembelinya dengan mencantumkan kalimat: Cabang Sui Jawi. Rumah makan yang terletak berderet dengan rumah makan khas masakan Melayu serta sate ayam Jawa ini buka dari pukul 16.00 petang hingga pukul 23.00 atau hingga dagangannya ludes. Setiap hari RM Siti Par

Pak RT ogah lagu Barat

                          Sudah lama Pak RT yang di serial Bajaj Bajuri selalu berpenampilan serba rapi, rada genit dan sedikit munafik tapi takut istri ini tak nampak dari layar kaca TV nasional. Sejak serial Bajaj Bajuri yang ditayangkan TransTV berhenti tayang, Pak RT yang bernama asli H. Sudarmin Iswantoro ini tidak muncul dalam serial panjang. Walaupun begitu ia masih sering nongol di layar kaca dengan peran yang nyaris tetap yaitu Ketua RT, Ketua RW, guru atau ustadz.             Di luar perannya sebagai Pak RT tempat si Bajuri (Mat Solar), dengan istrinya si Oneng (Rike Diah Pitaloka)   dan mertuanya yang judes plus licik (Hj. Nani Wijaya) berdomisili, H. Darmin (panggilannya sehari-hari yang resmi sedangkan merk-nya yang lain tentu saja “Pak RT”) adalah pria yang berpembawaan santun dan halus.             Barangkali pembawaannya itu dilatarbelakangi oleh pendidikannya sebagai seorang guru. Mengajar merupakan cita-citanya sejak kecil. Sebagai anak kelima