Perang bagi seorang oportunis seperti Nyonya Anna Pirling, si Ibu Brani, adalah sumber keuntungan, sedangkan damai merupakan cita-cita yang tidak dia inginkan. Simbol dari ‘kerakusannya’ adalah sebuah kereta (caravan) yang berisi barang dagangan, serta tiga orang anak, dua laki dan seorang anak perempuan bisu. Ibu Brani terjebak dalam perang antara pasukan Matahari Hitam dan Matahari Putih. Dan di posisinya itulah Ia memainkan peran sebagai ‘pengendali’ situasi. Kereta itu sudah bertahun-tahun ditarik oleh dua putranya berkelana menjual apa saja kebutuhan di masa perang. Dua orang anak lelakinya terbujuk ikut terjun dalam pertempuran dan seorang di antaranya, yaitu Fejos mati, sedangkan Elip tak jelas rimbanya. Si bisu, Katrin menjadi beban ibunya. Psikologi orang menang: Mabuk Di masa seperti itu, di mana kata damai tak pernah bertemu dengan perang, banyak karakter manusia yang limbung kehilangan arti. Seorang
Blog ini seperti majalah ringan untuk Anda. Selain berisi catatan pribadi juga berisi artikel ringan, human interest, jokes, dll. Dengan kata lain, Anda seperti membaca majalah maya. Kritik dan saran dari Anda saya nantikan. Selamat mengikuti.