Dia bergelar Kanjeng Pangeran Aryo (KPA), satu tingkat kebangsawanan yang tidak main-main dari Kraton Surakarta Hadiningrat, Jawa Tengah. Tapi jangan kaget, ketika berbicara, gayanya ceplas-ceplos, terus terang, bersuara keras, berlainan sekali dengan tipe umum orang Solo yang halus. Tidak mengherankan, dia memang orang Betawi asli kelahiran Cengkareng, 12 Februari 1930 (usia 83 tahun pada tahun 2013), yaitu Kanjeng Pangeran Aryo Kyai Haji Doktorandus Nukman Muhasyim, pengasuh Pusat Pendidikan Islam Modern Al Huda, Cengkareng, Jakarta Barat. Sifat bawaannya sebagai orang Betawi tentu seperti digambarkan di atas, terus terang, tanpa tedeng aling-aling dan berani “pasang badan” di depan bila kepentingan masyarakat terganggu. Jiwa jawara Betawi yang pantang mundur ada dalam dirinya yaitu berani mengambil risiko dan mengambil tanggung jawab. Bukan tipe pemimpin cengeng. Sungguh, jauh dari itu semua. Sebagai orang Cengkareng, ia menjadi s
Blog ini seperti majalah ringan untuk Anda. Selain berisi catatan pribadi juga berisi artikel ringan, human interest, jokes, dll. Dengan kata lain, Anda seperti membaca majalah maya. Kritik dan saran dari Anda saya nantikan. Selamat mengikuti.