Popularitas nasi kebuli kian menanjak, kendati bagi warga Betawi, masakan asal Timur Tengah itu menjadi semacam “menu wajib” dalam pesta-pesta mereka sejak dulu. Ini karena persinggungan budaya mereka dengan Arab lewat jalur keagamaan, kekeluargaan, dan perdagangan. Selain bumbunya yang tajam, spicy kata orang Barat, setiap keluarga keturunan Arab pun memiliki gaya memasak nasi kebuli masing-masing. Inilah yang mengasyikkan, karena setiap kita menikmati nasi kebuli, maka akan tampak dari mana atau buatan siapa menu nikmat berbahan dasar daging kambing atau domba tersebut. Mirip masakan opor, di mana tiap keluarga punya style masing-masing. Oleh karena masakan ini berasal dan dibawa oleh orang-orang Arab dari tanah leluhurnya, maka dapat dipastikan, warung atau restoran yang menyajikan nasi kebuli tentulah berada di mana populasi keturunan Arabnya tinggi. Di Jakarta kita dapat melihat, konsentrasi komunitas Arab berada di tempat a.l. Krukut, di wilay
Blog ini seperti majalah ringan untuk Anda. Selain berisi catatan pribadi juga berisi artikel ringan, human interest, jokes, dll. Dengan kata lain, Anda seperti membaca majalah maya. Kritik dan saran dari Anda saya nantikan. Selamat mengikuti.