Cuplin tiba-tiba terkejut. Seorang penonton ketawa malu-malu kucing keterusan hingga ia pun menirukannya, dengan gaya berlebihan, dan tanpa suara! Tak ayal puluhan penonton lainnya ngakak. Pemuda berusia 27 tahun itu melompat dan penonton semakin terpingkal. Berbedak putih menyolok, dengan bibir bergincu merah dan kumis sikat a la Hitler atau Charlie Chaplin, ia mengenakan baju yang tak kalah ganjilnya: rompi hitam, menutup kaos loreng, bertopi hitam, selendan merah di lehernya, celana tanggung dan kaos kaki menyolok. Gerak-gerik tubuhnya menjadi wakil dari suaranya, sebagaimana layaknya dalam pertunjukan pantomim lainnya. Ketika bermain di pelataran Taman Fatahillah – persis di depan Museum Sejarah Jakarta (MSJ) – Rabu, 9 April 2014 lalu, Cuplin, singkatan dari Culun tapi Disiplin, mampu menyedot puluhan penonton yang kesemuanya pengunjung Taman Fatahillah beserta turis asing. Mereka menikmati pertunjukan yang jarang ditampilkan bahk
Blog ini seperti majalah ringan untuk Anda. Selain berisi catatan pribadi juga berisi artikel ringan, human interest, jokes, dll. Dengan kata lain, Anda seperti membaca majalah maya. Kritik dan saran dari Anda saya nantikan. Selamat mengikuti.